Penafsiran itu merujuk pada ayat ke-49 dari surah ash-Shaaffaat yang mengibaratkan kesucian bidadari-bidadari dengan telur burung unta yang tersimpan dengan baik. Adakalanya pula, sebuah mimpi ditafsirkan dengan lawan dari sebuah fakta.
tafsir mimpi ibnu sirin
JAKARTA INSIDER - Ibnu Sirin seorang ahli tafsir mimpi memberikan beberapa Penafsirannya terkait mimpi rambut. Rambut adalah salah satu anggota tubuh yang menjadi simbol sebagai mahkota tubuh, terutama bagi kaum Hawa alias wanita.
Indonewstoday.com - Imam Ibnu Sirin, seorang ulama besar dalam bidang tafsir mimpi menurut Islam, menyatakan bahwa tidak semua mimpi dapat ditafsirkan makna yang terkandung di dalamnya.
Berbagai takwil mimpi dibahas didalam buku ini. Setidaknya, ada 54 item takwil mimpi yang dikupas oleh ibnu sirin, mulai dari takwil mimpi tentang manusia, jin dan setan, alam semesta dan berbagai peristiwanya, maupunya.
Seperti yang sudah diketahui, mimpi menikah dengan perempuan bisa dikaitkan dengan keadaan pekerjaan pemimpi. Mimpi menikah dengan empat perempuan bisa menjadi pertanda baik. Pasalnya, mimpi ini bisa ditafsirkan bahwa pemimpi akan memperoleh tambahan dari hasil usahanya.
Menurut kitab-kitab tafsir mimpi, bahwa mimpi yang benar itu adalah mimpi dapat di tafsirkan apabila ia terjadi di saat kita tidur dengan nyenyak terutama satu jam selepas kita tidur dengan nyenyak hingga sebelum waktu subuh.
Terkait hal ini, dilansir Indramayu Hits dari Kitab Mu'jam Tafsirul Ahlam yang ditulis Syekh Muhammad Ibnu Sirrin terbitan Maktabah As-Shafa tahun 2008 halaman 283-284, dijelaskan bahwa menurut Syekh Ibnu Sirin, arti mimpi ibadah haji dan umrah ternyata memiliki tafsir sendiri.
Dengan kata-kata lain, bukan hakikat kebenarannya yang dilihat. Yang dilihat dalam mimpi hanyalah simbol-simbol kenyataan yang merupakan cerminan dari kebenaran itu sendiri. Sebab itu, gambaran-gambaran dan replika-replika kebenaran (mitsalat) dalam mimpi tersebut, menurut Ibnu Khaldun, perlu ditafsirkan.
Berdasarkan kerangka ini, pertanyaan yang dapat diajukan ialah bagaimana Ibnu Khaldun dapat melegitimasi mimpi sebagai bentuk kebenaran dan bagaimana pula simbol-simbol yang ada di dalamnya dapat ditafsirkan?
Jika proses penyerapan jiwa terhadap entitas-entitas ruhani ini berlangsung secara jelas, yang muncul ialah mimpi yang benar dan tak perlu ditafsirkan namun jika proses penyerapan jiwa terhadap entitas-entitas ruhani ini terjadi secara kurang jelas dan samar, yang muncul ialah simbol-simbol yang perlu pemaknaan ulang, atau perlu ditafsirkan oleh pakar yang mampu menafsirkan mimpi dengan benar.
Sebab itu, dibutuhkanlah seseorang yang mampu menafsirkan simbol-simbol mimpi. Seseorang yang pakar dalam tafsir mimpi akan mampu memahami simbol-simbol yang dilihat oleh orang yang bermimpi tersebut serta dapat mencarikan acuan-acuan yang dirujuk simbol tadi (asybah).
Selain itu, gambaran ini pula hadir dalam bentuk simbol-simbol ketika jiwa tidak dapat melihat secara jelas fenomena-fenomena di alam ruhani. Simbol-simbol inilah yang perlu dimintakan tafsirnya kepada ahli tafsir mimpi. Inilah penjelasan Ibnu Khaldun tentang mimpi yang benar.
Selain persoalan-persoalan di atas, kita juga bisa mengemukakan pertanyaan lagi, yakni, kenapa tafsir mimpi ini dikategorikan oleh Ibnu Khaldun sebagai ilmu dan apa alasannya, padahal secara objek dan cara kerja pengetahuan dari ilmu ini belum mendapat kejelasan?
Sampai di sini kita melihat bahwa Ibnu Khaldun mencoba berusaha menggunakan basis legitimasi yang bersifat naqli, yang diambil dari al-Quran dan hadis, untuk mengkategorikan tafsir mimpi ini sebagai sebuah ilmu.
Yakni karena tafsir mimpi ada dalam al-Quran, yang dibuktikan dengan bagaimana nabi Yusuf AS menafsirkan mimpi di penjara atau sewaktu beliau berada di Mesir, jadi tafsir mimpi dikategorikan sebagai ilmu.
Karena mendapat basis legitimasinya dari al-Quran dan hadis, Ibnu Khaldun kemudian melangkah lebih jauh dengan mengkategorikan tasawwuf dan tafsir mimpi ke dalam kategori ilmu-ilmu naqli, ilmu yang mendapat basis legitimasi dan pembuktian kebenarannya hanya dari al-Quran dan sunnah.
Ibnu Khaldun menegaskan bahwa tasawwuf dan tafsir mimpi merupakan dua ilmu naqli yang cara kerja pengetahuan dan sumber-sumbernya ialah jiwa. Jadi jiwa di sini disebut sebagai landasan epistemik bagi adanya ilmu tasawwuf dan ilmu tafsir mimpi. Jiwa bisa disebut perangkat sekaligus sumber pengetahuan.
Persoalan yang muncul kemudian ialah bagaimana tasawwuf dan tafsir mimpi disebut sebagai ilmu sementara pengetahuan yang dihasilkan oleh jiwa ini tidak boleh disampaikan dan ditransmisikan seperti halnya ilmu kalam, ilmu hadis, dan ilmu fikih misalnya?
Sedangkan mimpi ialah sesuatu yang terjadi pada diri kita tanpa kita kehendaki sebelumnya. Mimpi disebabkan oleh terlepasnya jiwa (insilakh an-nafs) dari sesuatu yang bersifat inderawi selama kita tidur. Terlepasnya jiwa ini membuatnya memasuki alam ruhani, alam yang merupakan tempatnya berasal. Mimpi dengan kata-kata lain ialah sejenis kasyaf dalam tasawwuf, namun kasyafnya ialah kasyaf yang tidak langsung karena fenomena-fenomena dalam mimpi hadir dalam bentuk simbol-simbol yang perlu ditafsirkan kembali oleh ahlinya.
Penafsiran mimpi yang di awal-awal Islam terjadi secara spontan yang dilakukan oleh nabi dan para sahabat, pada tahap selanjutnya, terkhusus di era kodifikasi pengetahuan pada abad kedua, menjadi sebuah ilmu. Disebut ilmu karena ia menuliskan dan menyusun ulang tafsiran-tafsiran Nabi dan para sahabatnya terhadap mimpi sebagian orang di masa itu lalu tafsiran-tafsiran ini dijadikan sebagai aturan-aturan umum (al-qawaid al-kulliyyah).
Ahli tafsir menjelaskan bahwa jika seorang gadis lajang melihat tas sekolahnya hilang dalam mimpi, ini pertanda kemampuan akademisnya yang buruk, kelalaiannya dalam tugasnya, dan kurangnya keinginannya untuk belajar dan mendidik.
3 menitBagi sebagian orang, mimpi masuk penjara mungkin dianggap sebagai pertanda buruk yang akan terjadi dalam kehidupan nyata. Namun, apa sebetulnya tafsir di balik mimpi tersebut? Temukan jawabannya menurut primbon Jawa dan agama Islam! 2ff7e9595c
Comments